Tuesday, February 22, 2011

PENGERTIAN TENTANG HAKIKAT PENELITIAN ILMIAH DAN METODE PENELITIAN


1.      Penelitian Pendidikan dan Bahasa Penelitian
Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai proses pendidikan.
Penelitian pendidikan merupakan sesuatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik perhatian pendidikan (Travers , 1969: 5)
Tiap-tiap disiplin ilmu memerlukan bahasa khusus guna melukiskan dan menerangkan pengamatan-pengamatan dibidang itu. Ilmuan memerlukkan  istilah-istilah tingkat empiris untuk menggambarkan pengamatan tertentu. Mereka juaga memerlukan istilah-istilah tingkat teoritis dalammembicarakan proses-proses hipotesis yang mungkin tidak dapat diamati secara langsung.

2.      Metode-metode Penelitian
1)      Penggunaan data sekunder, data yang ada dalam pustaka-pustaka disebut data sekunder
2)      Case study, data dikumpulkan melalui kuliah keja.
3)      Survey
4)      Pencacahan lengkap, contohnya sensus penduduk.
sumber: Metodelogi penelitian pendidikan matematika oleh Drs. S. Margono

Thursday, February 10, 2011

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum adalahuntuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah masalah pendidikan, kemudian meningkatkan daya nalar untuk mencari jawaban permasalahan itu melelui penelitian.

  Tujuan penelitian secara khusus adalah untuk membentuk kemampuan dan keterampilan menggunakan rancangan-rancangan statistic penelitian yang berpedoman dengan pemecahan maslah yang sedang diteliti sehingga mampu menyusun proposal penelitian yang brkaitan dengan pembangunan dan peningkatan mutu pendidikan

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikan tingkat ilmu dan teknologi.

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian harus sesuai dengn langkah-langkah berpikir ilmiah.adapun langkah-langkah berpikir tersebut iaLah:

1)      Merasakan suatu kesulitan, seperti kesulitan menemukan cirri atau pola ssuatu objek, kesukaran menerangkan sustu peristiwa, kesenjangan alat-alat untuk mencapai tujuan.

2)      Menegaskan persoalan, kita harus mampu merumuskan inti persoalan.

3)      Menyusun hipotesis, menyusun kemungkinan pemecahan masalah(hipotesis) yang bersifat sementara berdasarkan dugaan-dugaan dan teori-teori.

4)      Mengumpulkan data, data adalah bahan infoormasi untuk proses berpikir gambling(eksplisit. Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis.

5)      Mengambil kesimpulan, ditarik kesimpulan utuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dirumuskan.

6)      Menentukan kegunaan atau nilai umum dari kesimpulan, jika pemecahan persoalan dapat diterima dipertanyakan kegunaan apa kegunaannya untuk masa mendatang.

Langkah-langkah berpikir sesuai dengan langkah-langkah(tahapan-tahapan) penelitian. Dengan demikian langkah-langkah utama dalam suatu penelitian akan sesuai dengan langkah-langkah berpikir. Tahapan(langkah-langkah) penelitian ialah:

1)      Menetukan adanya suatu objek penelitian atau masalah, pada tahap ini sudah dapat ditentukan arah kegiatan dan metodelogi pemecahan masalah.

2)      Membatasi permasalahan, pembatasan diperlukan karena kemampuan untuk memecahkan masalah terbatas. Pembatasan masalah sangat diperlukan agar pokok persoalan sebenarnya menjasi jelas.

3)      Mengumpulkan data

4)      Mengolah data dan mengambil kesimpulan, mengolah data dapat dilakukan dengan analisis statistic tertentu jika data susdah berupa data kuantitatif.

5)      Merumuskan dan melaporkan hasil penelitian. Karena penetahuan milik umum dan setiap orang berhak tau dan berhak mengadakan perbaikan-perbaikan.

6)      Menjukan implikasi-implikasi, dari kesimpulan hasil penelitian dikemukakan implikasi implikasi atau akibat-akibat penting bila kesimpulan itu digunakan untuk memecahkan persoalan serupa yang dihadapi.

Monday, February 7, 2011

Pembelajaran Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)


Student Teams Achievement Division(STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif atau cooperative learning yang paling sederhana. STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Metode ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, teknik dan banyak subjel lainnya, dan pada sekolah tingkat menengah dan perguruan tinggi. Namun STAD adalah paling cocok untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ilmu pasti, seperti perhitungan dan penerapan matematika, penggunaan bahasa dan mekanika, geografi dan keterampilan perpetaan, dan konsep sains.
Gagsan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang di ajarkan guru.
STAD merupakan metode generic tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu. Guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri (subjek sendiri).

A.    Langkah –Langkah Penerapan Student Teams Achievement Division(STAD)

Dalam STAD, secara rinci langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1.    Penyajian kelas (Class Presentations). Guru menyajikan materi di depan kelas secara klasikal yang difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang akan dibahas saja. Selanjutnya siswa disuruh belajar dalam kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
2.      Pembentukan kelompok belajar (Teams). Siswa disusun dalam kelompok yang anggotanya heterogen (baik kemampuan akademiknya maupun jenis kelaminnya). Caranya dengan merangkingkan siswa berdasarkan nilai rapor atau nilai terakhir yang diperoleh siswa sebelum pembelajaran kooperatif model STAD. Adapun fungsi dari pengelompokan ini adalah untuk mendorong adanya kerjasama kelompok dalam memperlajari materi dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
3.      Pemberian Tes atau kuis (Quizzes). Setelah belajar kelompok selesai diadakan tes atau kuis dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampan belajar siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam hal ini siswa sama sekali tidak dibenarkan untuk bekerjasama dengan temannya. Tujuan tes ini adalah untuk memotivasi siswa agar berusaha dan bertanggungjawab secara individual. Siswa dituntut untuk melakukan yang terbaik sebagai hasil belajar kelompoknya. Selain bertanggungjawab secara individual, siswa juga harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberi sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok. Tes ini dilakukan setelah satu sampai dua kali penyajian kelas dan pembelajaran dalam kelompok.
4.      Pemberian skor peningkatan individu (Individual Improvement Scores). Hal ini dilakukan untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja keras dan memperlihatkan hasil yang baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Pengelola skor hasil kerjasama siswa dilakukan dengan urutan berikut: skor awal, skor tes, skor peningkatan dan skor kelompok.
5.      Penghargaan kelompok (Team Recognition) Penghargaan kelompok ini diberikan dengan memberikan hadiah sebagai penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. (Slavin,1995 dalam Prilatama, 2008)
B.     Persiapan untuk Menggunakan STAD
Sebelum menerapakan STAD hal-hal yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
1.      Materi-materia
2.      Memasukan siswa ke dalam kelompok
Janga biarkan siswa memilih anggota kelompoknya masing-masing. Berikut ini langkah-langkah yang bisa diikuti:
a.       Buat salinan lembar rekapitulasi kelompok.
b.      Merangking siswa.
c.       Tentukan jumlah kelompok. Jika memungkinkan setiap anggota harus mempunyai empat anggota kelompok.
d.      Memasukan siswa. Buat kelompok yang berimbang dengan menyebar anak yang memiliki kemampuan dia atas rata-rata.

Daftar pustaka
Herdian.2009. Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).(online: http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/)
Sutrisni, 2007.STAD dalamMatematika.(Online:http://trisnimath.blogspot.com/2007/08/ stad-dalam-matematika.html)

Sunday, February 6, 2011

COOPERATIVE LEARNING

A. Pengertian Pembelajaran kooperatif
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru.
Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002:14).
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. (http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/)
B. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Untuk dapat membedakan dengan dengan modela pembelajaran lain, pembelajaran kooperatif mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif,
2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan
4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
C. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Ada banyak jenis pembelajaran kooperatif yang telah diujikan terhadap peserta didik dan jenis-jenis ini akan terus bertamabah seiring dilakukan banyak penelitian terhadap cooperative learning, jenis-jenis tersebut meliputi:
1. Student Team Achievement Divisions (STAD)
2. Team Assisted Individualization (TAI)
3. Cooperative Integrated Reading Andcomposition (CIRC)
4. Jigsaw
5. Belajar Bersama
6. Penugasan Kompleks
7. Studi lapangan (field study)
8. Team Game Tournament (TGT)
9. Numbered Heads Together (NHT)

Sumber:
Sharan shlomo.2009.Handbook of Cooperative Learning.Yogyakarta:Imperium
Yasa Doantara.2008.Metode Pembelajaran Kooperatif.(online:http://ipotes.wordpress.com /2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
Riyadi.2009.PembelajaranKooperatif.(online:http://riyadi.purworejo.asia/2009/07/pembelajaran-kooperatif-cooperative.html)

download artikel ini dengan format *.docx